Kamis, 09 Februari 2012

Obrolan Sore Dengan Penjual Durian

Dalam perjalanan pulang dari Kuala Simpang, Aceh  ke Kota Medan,  kami harus melewati  Kecamatan Pangkalan Susu di Kabupaten Langkat yang berbatasan dengan Aceh Tamiang  dan beberapa kecamatan lagi terlebih dahulu sebelum sampai ke Kota Stabat yang merupakan  ibukota Kabupaten Langkat. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30 WIB saat kami mendekati jembatan batas antara kecamatan Hinai dengan kota Stabat, belasan pedagang  menjajakan buah manggis di sepanjang jalan menuju jembatan, banyak juga pedagang buah durian. Melihat deretan buah durian yang tersusun rapi, kamipun tergoda mencicipi durian sebelum melanjutkan perjalanan ke Medan  

Setelah shalat Ashar terlebih dahulu di Mesjid Raya Stabat yang terletak tidak berapa jauh dari jembatan, kamipun kembali ke arah pedagang durian dan memilih tempat disalah satu pedagang durian yang mempunyai pondok yang lumayan nyaman untuk makan durian sambil santai.




Pedagang Durian

Durian yang ada di pajang tidak begitu banyak, kami  minta dipilihkan tiga buah durian yang enak dan rasanya manis. Sesuai kesepakatan ketiga buah durian dihargai Rp. 50.000,-.  Saya  bersama tiga orang teman  mulai mencicipi buah durian yang satu persatu mulai dibuka oleh sipenjual.

 Di sela-sela makan sayapun mengajak sipedagang ngobrol, "Duriannya asal mana bang?", tanya saya.
"Sidikalang" jawabnya, memang durian dari Kabupaten Dairi itu terkenal enak rasanya.

Ketika saya sudah merasa cukup, saya memilih melanjutkan obrolan dengan si pedagang sementara  teman saya ada yang masih terus melanjutkan makan durian dan ada juga  berhenti  sebentar. Ternyata sipedagang yang lupa saya tanyakan namanya telah berjualan durian selama 4 tahun dipondok ini. Sehari dia harus membayar kepada pemilik tanah antara Rp. 5.000 - Rp. 8.000 tergantung penjualan hari itu.

Setiap malam ada jurangan durian yang datang ke pondok-pondok penjual durian disekitarnya untuk mengantar durian yang baru. Jika ada durian yang sudah mulai terbuka dan sudah agak lama dapat dijual kembali kepada si juragan durian tetapi tentu saja dengan harga yang lebih murah.

Ketika saya tanyakan "berapa sehari pendapatannya?".
Sipedagang menjawab diplomatis "gak tentu bu, tergantung harinya, kalau hari Sabtu dan Minggu biasanya ramai". Kemudian dia menambahkan "  waktu tahun baru kemarin dalam dua hari saya bisa dapat 2,5 juta". Wah ... lumayan juga pikir saya.

Karena hari sudah semakin sore, kamipun memutuskan untuk kembali melanjutkan perjalanan. Sebelum memasuki mobil saya meminta sipedagang mejeng di dekat durian dagangannya untuk saya ambil fotonya. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar