Rabu, 08 Februari 2012

Menjauhkan Yang Dekat dan Mendekatkan Yang Jauh

Malam hari dipenghujung Desember 2011, kala itu saya sedang ngobrol-ngobrol dengan  sepupu  dan istrinya Diar serta dua orang tante saya yang meskipun tinggal sekota dengan saya tapi sudah agak lama juga tidak ketemu, apalagi dengan sepupu saya yang jelas-jelas beda kota, wah ... bisa dihitung dengan jari jadwal ketemu kami, biasanya kalau ada acara keluarga yang menikah atau kalau mereka pulang lebaran barulah kami bisa ketemu.

Rencananya kedua tante saya akan nginap di rumah adik saya, tempat dimana kami sedang kumpul dan ngobrol karena besoknya pagi-pagi  sekali mereka akan berangkat ke Bangka dalam rangka liburan tahun baru dan saya akan kembali ke kota saya.  Sambil menunggu adik pulang dari kantornya, kami pun ngobrol ngalur ngidul tentang apa saja yang kepikiran saat itu. Mulai dari membahas perkembangan kebun kelapa sawit yang sedang diusahakan oleh  sepupu di Pekan Baru sampai ke hobi jalan-jalan kedua tante saya dan yang tidak kalah serunya membahas hobi belanja tante-tante  saya ke Tanah Abang. Meskipun tante saya tidak tinggal di Jakarta tapi penguasaannya tentang situasi dan kondisi Tanah Abang patut diacungi jempol.  Mengagumkan .....

Seperti biasa, meskipun sambil ngobrol tangan saya tidak bisa lepas dari handphone  Blackberry.  Sambil ngobrol  saya sekaligus juga ber bbm-an  ria dengan teman saya baik itu di japri (jaringan pribadi)  maupun di group. Sesekali tangan saya membalas komen bbm, melihat dan membaca komen-komen yang masuk dan seringkali saya tersenyum begitu lihat gambar atau ada joke lucu yang di share teman-teman di group. Aktitifitas ngobrol juga terus saya lanjutkan, cuma seringnya obrolan saya jadinya gak nyambung  karena konsentrasi terbelah.

Mungkin karena melihat  saya  senyum sendiri saat lagi baca komen di bbm, sementara yang lain pada ngobrol, tiba-tiba Diar nyeletuk, " udah pada tau gak motto handphone Blackberry yang baru " .

Saya pun menjawab "belum , apa sih mottonya?".

Diar memberikan jawaban yang belum pernah saya dengar  sebelumnya dan tidak pula pernah kepikiran oleh saya.
Katanya " Menjauhkan Yang Dekat dan Mendekatkan Yang Jauh ".

Breughhh  .... Pas dan cocok sekali dengan apa yang sedang saya alami saat itu, saya berada di lingkungan mereka, ikut ngobrol tetapi senyum sendiri saat tidak ada seorangpun diantara kami sedang menceritakan hal-hal  lucu.  Fasilitas yang disediakan Blackberry memungkinkan kita ngobrol dengan teman-teman saya di Jakarta, Surabaya, Palembang dan dikota-kota lain. Terasa jarak tak memiliki makna lagi dan tidak menjadi  halangan untuk tetap bisa keep in touch. Yah ... Blackberry telah mendekatkan kami meskipun masing-masing kami berdomisili di kota yang berbeda. 

Setiap pagi kami bisa saling menyapa di group. " Selamat Pagi temans ... " , itulah kalimat yang  biasa dikirimkan teman saya Indira di Surabaya. Setelah itu , maka satu persatu  teman-teman lain dan termasuk saya akan segera bermunculan dan membalas sapaan tersebut. " Pagi Dira & all prens ". Ah.... Jauh dimata tapi dekat dihati, kira-kira begitulah. 

Tapi sebaliknya seperti yang sedang saya hadapi saat itu, ketika sedang ngobrol dengan keluarga mereka merasa saya jauh dari mereka, meskipun saya berada di dalam lingkaran tetapi mereka merasa bahwa saya tidak bersama mereka. Karena hati saya sedang bersama teman-teman saya yang berada diberbagai kota, malah bisa membuat saya senyum sendiri saat membayangkan mereka. Konkritnya, badan saya bersama mereka tetapi hati saya mengembara bersama teman saya yang saat itu tidak  saya ketahui  keberadaannya.

Ironis memang, akhirnya sayapun mengakui kebenaran motto Blackberry versi sepupu saya " Menjauhkan Yang Dekat dan Mendekatkan Yang Jauh ". Hal ini tidak hanya terjadi pada saya saja, coba perhatikan  orang-orang di mall, di restoran, di airport  maupun di tempat2 umum lainnya. Berapa banyak dari mereka yang  lagi ngobrol meskipun mereka berada dalam kelompok yang sama, biasanya hanya segelintir saja ... selebihnya pasti sedang asyik mengutak atik handphone atau malah sedang ber bbm ria. 

Akhirnya topik kami beralih membahas tentang pengaruh gadget terutama Blackberry secara global terhadap kehidupan sosial terutama pengaruhnya terhadap anak-anak. Mengalirlah cerita  sepupu saya kalau kedua anaknya lebih tertarik dengan games di komputer bila dibandingkan dengan melakukan aktivitas outdoor bersama teman-temannya. Seringkali mereka menyiasatinya dengan mengajak jalan-jalan ke lokasi wisata yang menyediakan fasilitas untuk kegiatan outdoornya. Ternyata itupun tidak cukup membantu, kedua ponakan saya itu tetap lebih memilih komputer, laptop, handphone di hari-hari biasanya. Hal itu juga terjadi pada anak remaja saya, yang lebih mengesalkan   saat mereka asyik dengan gadgetnya seringkali lupa waktu dan susah apabila diminta untuk melakukan hal-hal lain, misalnya disuruh mandi dsbnya. 

Pembicaraan kami semakin seru, ditambah lagi dengan celotehan adik saya yang sudah pulang dari kantor. Tetapi sudah tentu saya tidak lagi dalam posisi mempermainkan handphone apalagi ber bbm ria karena handphone sudah saya non aktifkan.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar