Perjalanan ke Ho Chi Minh City sebenarnya dirancang mendadak, sebulan sebelum hari H, saya dan intan sepakat untuk mengulangi kebiasaan jalan-jalan ketika masa kuliah dulu, tapi harus ke luar negeri meski negara yang dekat-dekat aja. Mungkin karena sekarang kami sudah punya gawe masing-masing. Beberapa negara kami usulkan, dari mulai India, Thailand, Vietnam bahkan Singapore menjadi alternatif terakhir jika belum ada negara yang pasti. Akhirnya last minute seminggu sebelum berangkat kami putuskan ke Ho Chi Minh City, Intan dapat tugas buat nyari tiket Air Asia dan saya harus nyari penginapan.
Disela-sela jadwal kami yang masing-masing sibuk dengan kerjaannya, akhirnya semua persiapan kelar. Pada tanggal 6 Desember 2011 pukul 19.30 kami berangkat ke HCMC, perjalanan dari Jakarta ke Ho Chi Minh City ditempuh selama 3 jam perjalanan, kami sampe pada pukul 19.30 (tidak ada perbedaan waktu antara Jakarta dan HCMC). Dalam perjalanan kami bertemu dengan dua orang ibu yang sudah rada sepuh berasal dari Bandung yang masih berjiwa muda dengan hobby travellingnya dan dua orang anak muda backpaker yang berencana tinggal 10 hari di HCMC yang berasal dari Jakarta.
Intan bersama backpacker dari Jakarta |
Setelah sampai di bandara dan melewati proses imigrasi, ternyata untuk masuk ke HCMC kami tidak perlu mengisi kartu imigrasi sebagaimana lazimnya. Sambil mengamati situasi bandara sekalian mencari pintu keluar, kami dan kedua backpacker muda yang baru kami kenal sama-sama mencari loket untuk mencari taksi. Dari hasil ngobrol ternyata mereka belum pesan hotel tapi sudah punya gambaran hotel yang akan dituju. Di bandara, saat melihat money charger saya terlebih dahulu menukar US$ 100 menjadi sekitar 2 juta Dong.
Biaya taksi dari bandara ke hotel Thuan Thien District 1 Ho Chi Minh City dikenai US$ 10 per orang, petugas wanita di counter mengingatkan kami bahwa tidak ada biaya tambahan lagi. Petugas mengantar kami ke pool taksi dan kamipun berpisah dengan teman backpacker dan menaiki taksi yang berbeda.
Belum berapa lama melewati pintu keluar bandara, supir taksi dengan bahasa Inggris yang tidak jelas meminta biaya tambahan, sekitar US $3 per orang. Saya jadi teringat pesan petugas bahwa tidak ada biaya tambahan lagi. Akhirnya saya bersikeras bahwa sudah membayar uang taksi diloket bandara sebesar US$10 per orang. Supir taksi akhirnya diam saja tetapi akibatnya sepanjang perjalanan ke hotel, taksi melaju sangat kencang.
Setiba di hotel , setelah check in dan nyimpan koper di kamar kamipun keluar hotel buat mapping daerah sekitar hotel dan sudah tentu nyari makan malam karena perut sudah keroncongan.
Hotel Thuan Thien terletak di District 1 , yang saya pesan melalui Agoda bebrapa hari sebelumnya. Pilihan saya untuk nginap di hotel ini karena informasi yang saya dapat dari internet bahwa pas di belakang hotel ini ada Restoran Muslim yang bernama VN. Halal. Setelah muter-muter plus nanya-nanya akhirnya kami pun sampai di restoran ini. Pengunjung agak sepi mungkin karena sudah agak larut malam. Untuk menghangatkan tubuh terlebih dahulu kami memesan teh manis panas atau tea o.
Makan Malam di VN. Halal Sambil Lihat Brosur Tour |
Hari Pertama (6 Desember 2011)
Hari pertama sampai di Ho Chi Minh City rada malam, jadi cuma bisa jalan-jalan disekitar hotel, makan malam di VN. Halal Restoran dan melihat-lihat pasar malam disekitar pasar Ben Thanh. Ambil brosur daily tour di lobby hotel.
Hari Kedua (7 Desember 2011)
Berhubung kemarin sampainya sudah malam, waktu yang terbatas untuk cari info daily tour. kami memutuskan untuk mengambil paket tour yang disediakan oleh hotel. Untuk hari pertama ini kami memilih city tour meliputi : War Remnants Museum, Post Office, Cathedral Notre Dame, Reunification Palace, Ben Thanh Market.
Perjalanan ke War Remnant Museum dapat dilihat pada tulisan tersendiri.
Hari Ketiga (8 Desember 2011)
Untuk perjalanan hari ini kami mengambil paket half day tour ke Chu Chi Tunnel dari "Delta Tour". Setelah sarapan yang lagi-lagi kami cuma bisa sarapan telur dan kentang, kami nunggu sampai rada bosen. Akhirnya pukul 09.30 pagi pemandu tour dataang. Di bus sudah menunggu peserta tour yang umumnya dari berbagai negara, kebanyakan dari Eropah, hanya kami berdua yang dari Indonesia.
Pemandu Wisata (Uncle Billy) |
Pemandu wisata kami bernama Billy dan salah satu veteran perang vietnam sehingga dia selalu bersemangat pada saat menceritakan sejarah perang vietnam dalam perjalanan kami menuju Cu Chi Tunnel yang jaraknya sekitar 70 km2 dari Ho Chi Minh City.
Perjalanan ke Cu Chi Tunnel dapat dilihat pada tulisan tersendiri.
Sore hari kami bersiap-siap berangkat ke airport untuk kembali ke Jakarta.
Perjalanan ke Cu Chi Tunnel dapat dilihat pada tulisan tersendiri.
Sore hari kami bersiap-siap berangkat ke airport untuk kembali ke Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar