Selasa, 27 Desember 2011

Warisan Bapak

Minggu 27 November 2011, saya dan anak ziarah ke makam orangtua, kedua orangtua saya dimakamkan berdampingan. Tak terasa sudah lebih dari setahun lalu (28 Oktober 2010) bapak  tidak bersama2 kami lagi, Ibu   berpulang lebih dahulu April 1997. Di hari-hari terakhir Bapak, saya berkesempatan lebih dekat dengan beliau dibanding dengan hari sebelumnya. Di saat-saat itulah saya merasakan betapa Bapak menyayangi dan perduli pada saya lebih dari yang pernah saya pikirkan sebelumnya, melalui  semua yang telah beliau lakukan buat saya.  Menyesal karena kedekatan itu terasa sangat singkat, tapi Allah punya rencana lain.

Sepeninggal bapak,  banyak sekali  wejangan2 beliau yang sampai sekarang kuingat yang sering kusebut sebagai "warisan bapak" . Berikut adalah sebagian dari hal-hal yang diajarkan beliau kepada saya :
  1. Jangan ambil yang tidak hakmu, Ketika saya dan adik-adik masih kanak-kanak, saya selalu ingat kalau bapak menyuruh membeli sesuatu     atau ketika kami diberi uang untuk keperluan sekolah dan masih ada tersisa uang kembalian. Maka sudah menjadi peraturan tak tertulis di rumah jika masih ada sisa uang, harus dikembalikan ke Bapak dulu meski hanya Rp. 100 saja. Setelah itu baru kami boleh minta kembali uang tersebut jika perlu. Intinya, bapak mengajarkan agar kami jangan mengambil yang bukan hakmu, meski hanya uang receh Rp. 100 pun.
  2. Bekerja dahulu maka rezeki akan menyusul, Ketika pertama kali bekerja petuah pertama yang saya dapatkan adalah jangan memilih2 kerjaan, kerjakan apa yang bisa dikerjakan, dari situ kita bisa belajar banyak dan rezeki pasti akan mengikut.
  3. Pendidikan itu investasi, Bapak sangat menghargai pendidikan formal maupun non formal. Beliau selalu mendorong kami untuk mendapatkan pendidikan formal setinggi mungkin dan selalu mensupport kami untuk mengikuti kursus2 singkat meskipun hanya kursus pengembangan pribadi, public speaking dll. Menurut beliau pendidikan itu investasi, kita akan memanen hasilnya kelak. Diusia senjanya beliau masih aktif mengikuti kursus dan sangat rajin membaca buku.
  4. Hidup sederhana,  Beliau hidup dalam kesederhanaan, tidak mudah tergoda untuk membeli barang2 mewah, tidak memiliki HP yang canggih keluaran terbaru, beliau bisa memilah2 antara need dan want. Jauh sekali dengan kehidupan  saya yang seringkali belum bisa mengontrol keinginan untuk membeli barang2 yang sebetulnya tidak terlalu dibutuhkan.
  5. Jangan menyusahkan orang lain, Beliau mempersiapkan masa tuanya dengan sangat baik, karena memiliki prinsip tidak ingin menyusahkan orang lain. Tidak pernah beliau meminta kepada kami anak-anaknya, kadang itu yang jadi penyesalan buat saya karena belum bisa memberi lebih kepada beliau. Apa yang saya lakukan kepada beliau masih dalam kategori "standar" saja.
  6. Pertahankan yang menjadi hakmu, Ketika saya menghadapi masalah sengketa tanah dengan proses yang berbelit2, terpikir dibenak saya untuk "give up". Tapi Bapak dengan semangat pantang menyerah untuk mempertahankan hak mengajak saya untuk terus berjuang. Akhirnya kami memperoleh kembali tanah tersebut.
Hal-hal tersebut di atas adalah sebagian dari nilai2 yang diajarkan Bapak kepada saya & adik2. Nilai2 yang menjadi warisan yang sangat berharga, menjadi pegangan dan tuntunan bagi saya dalam melanjutkan hidup tanpa bantuan, perlindungan dan tanpa kasih sayangnya lagi.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar