Senin, 29 April 2013

Oleh-Oleh Dari Jepang

"Mana oleh-olehnya?"
Kalimat itu sangat familiar ditelinga saat saya pulang dari melakukan perjalanan. Baik itu dalam rangka tugas kantor  apalagi saat berkesempatan liburan ke luar negeri.

Namun .....

Oleh-oleh kan tidak harus selalu dalam bentuk cinderamata. Cerita menarik mengenai adat, kebiasaan di suatu daerah baik di dalam maupun di luar negeri dapat menjadi oleh-oleh yang spesial yang tidak kalah menarik dari gantungan kunci, kaos dan cindera mata lainnya.  Dalam kunjungan ke Jepang Maret 2013 yang lalu, banyak  cerita menarik tentang masyarakat Jepang yang saya alami sendiri maupun info yang didapat dari Mas Heri (pemandu selama di Jepang).


Banyak kejadian dan cerita dari Mas Heri  tentang masyarakat Jepang yang membuat saya terkagum-kagum sambil berharap mudah-mudahan hal seperti itu menular pada masyarakat kita, diantaranya .....
  • Rasa Malu, pada saat ini umumnya orang Jepang itu  Atheis alias tidak mempercayai agama. Dahulunya mayoritas orang Jepang menganut agama Shinto. Tetapi dengan hanya bermodal rasa malu orang Jepang itu takut  melakukan hal-hal yang tidak terpuji misalnya mencuri, korupsi  dll. Jepang juga terkenal dengan "Harakiri" yaitu tindakan bunuh diri akibat telah melakukan sesuatu kesalahan besar.
  • Disiplin, kalau soal disiplin Jepang memang nomor wahid,contoh kecilnya budaya antri. Saya perhatikan kalau berjalan di eskalator biasanya secara otomatis warga jepang berdiri diarah kiri agar tersedia ruang di sebelah kanan bagi orang yang ingin berjalan mendahului kita.
  • Jujur, ini pengalaman seorang peserta tour yang dibawa oleh mas Heri yang pernah ketinggalan IPAD di stasiun kereta. Tetapi mereka masih bisa menemukan IPAD tersebut padahal ada selang waktu yang cukup lama saat mereka kembali ke stasiun. Intinya,  warga Jepang tidak akan mengambil barang yang bukan miliknya.

Masyarakat Jepang dewasa ini semakin bersifat individualis, bahkan  banyak yang memutuskan untuk tidak berkeluarga. Salah satu cara untuk menyiasati rasa sepi biasanya mereka memelihara anjing sebagai teman. Di jalan maupun di taman sering terlihat warga Jepang berjalan-jalan dengan seekor anjing yang lucu karena sudah didandani.
 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar