Pada saat berada di Jakarta biasanya saya sering jogging pagi hari di Ancol bersama adik saya yang kebetulan bertempat tinggal tidak jauh dari Taman Impian Jaya Ancol. Sabtu pagi, 28 April 2012 kami melakukan rutinitas lari pagi di Ancol bersama Ita, Lia dan Aida adik saya. Tujuan awalnya ingin jogging dan menyewa sepeda berkeliling di sekitar pantai saja. Namun setelah berkeliling di lokasi tempat penyewaan sepeda kami menemukan semua shelter tempat penyewaan sepeda dalam keadaaan kosong alias semua sepeda telah terpakai.
Akhirnya kami memutuskan hanya akan jogging saja di sekitar pantai, Aida menyarankan kami jogging di sekitar dermaga menuju restoran Le Brigde sambil melihat-lihat nelayan penjual ikan yang biasanya menambatkan perahunya di tepi dermaga. Meskipun sudah sangat sering berolah raga pagi hari di Ancol tapi saya belum pernah melihat aktifitas pasar ikan di tepi dermaga ini.
Hari sudah mulai terang karena kami termasuk terlambat datang ke Ancol pagi itu. Beberapa pengunjung yang terlihat sudah menenteng plastik yang berisi ikan yang di jajakan oleh nelayan di tepi dermaga. Sambil berlari menyusuri dermaga saya melihat-lihat aktifitas nelayan-nelayan di sekitar dermaga, akhirnya salah malah melupakan tujuan semula yang ingin lari pagi tetapi saya malah lebih asyik mengamati situasi pasar ikan tersebut sambil sesekali ngobrol dengan nelayan. Terlihat beberapa nelayan baru saya menambatkan perahunya di tepi dermaga.
Dipinggir dermaga terlihat beberapa perahu nelayan sedang bersandar sambil mengatur ikan-ikan yang akan dijual dalam beberapa tumpukan. Saya melihat hanya beberapa jenis ikan yang dijual nelayan diantaranya udang , beberapa jenis ikan yang saya tidak tahu namanya serta ada juga kerang yang berwarna putih dengan bentuk lancip pada ujungnya. Setelah saya tanyakan pada nelayan, ternyata kerang tersebut disebut kerang salju yang dijual seharga Rp. 15.000,- per tumpukan.
Kerang salju yang dijual Rp. 15.000,- per tumpukan |
Dari beberapa perahu nelayan terlihat bahwa hasil tangkapan mereka tidak seberapa banyak, ikannya pun terlihat kecil-kecil. Saya bisa membayangkan hasil penjualan mereka tentu tidak sebanding dengan kerja keras mereka semalaman di laut.
Setelah puas melihat-lihat aktifitas jual beli ikan yang unik ini dan melewati ujung dari jembatan ini, akhirnya kami melanjutkan lari pagi menyusuri pantai. Pagi itu saya mendapat cerita baru tentang sisi lain kehidupan nelayan di ibukota Jakarta.
Aida in action |
wah dimana ancol ni yah , cantik juga tempatnya
BalasHapus