Jumat, 30 Maret 2012

Catatan Perjalanan : Tujuh Jam di Doha, Qatar

Hari Minggu tanggal 18 Maret 2012 dalam perjalanan menuju Jeddah, saya dan rombongan  berkesempatan transit di Doha, Qatar selama tujuh jam. Untuk menghilangkan rasa jenuh, panitia menyediakan city tour di kota Doha terlebih dahulu, sambil menunggu  penerbangan berikutnya pada pukul 13.30 waktu setempat. Setelah melewati proses imigrasi dan pengecekan rombongan mengingat peserta mencapai 90 orang lebih, kami menuju ke bus yang sudah disiapkan pihak travel.

Hari masih sangat pagi dan jam masih menunjukkan pukul 07.00 pagi lewat saat kami memulai perjalanan city tour di Doha,  Harry yang berasal dari Nepal akan menjadi pemandu kami selama perjalanan di Doha.  Melihat pasar unta (camel market) merupakan destinasi pertama kami di Doha,  perjalanan ke pasar unta kami tempuh selama 1,5 jam perjalanan dari airport. Sepanjang perjalanan sejak keluar dari airport, saya sangat antusias melihat keadaan kota Doha dari  bus yang melaju dengan kecepatan sedang sehingga saya masih bisa mengambil beberapa foto-foto dari jendela bus. 


Suasana kota Doha









Harry, sang pemandu  mulai menjelaskan informasi mengenai Doha ibukota  negara Qatar dalam bahasa Inggris. Qatar merupakan negara kecil di teluk Persia  dengan luas  wilayah sekitar 11.000 km2 dan jumlah penduduk hanya sebanyak 1,8 juta jiwa. Jumlah penduduk lokal hanya 20 persen, selebihnya merupakan penduduk pendatang yang kebanyakan berasal dari Asia termasuk Indonesia, Mesir, Maroko, Sudan dan lain-lain yang merupakan tenaga kerja ekspatriat.



Suasana di Doha, Qatar tidak seperti yang saya bayangkan yaitu kawasan padang pasir yang identik dengan lahan tandus dan kesunyian.  Sepanjang perjalanan saya melihat meski sebagian wilayahnya masih merupakan gurun pasir, namun Doha  ramai dengan lalu lintas kendaraan bermotor dengan mobil-mobil mewah dan  gedung-gedung modern. Bahkan,   di  Doha Qatar pernah dijadikan ajang olahraga bertaraf internasional seperti  pelaksanaan Asian Games 2006 dan balap Motor GP yang dilaksanakan pada April 2012.








Penduduk lokal di Qatar biasanya banyak mendapat subsidi dari pemerintah dan mempunyai rumah yang besar-besar lengkap dengan fasilitas seperti kolam renang.  Hanya penduduk asli Qatar yang bisa menjadi pegawai negeri. Mau tahu berapa gaji pegawai negeri di Qatar?  Jumlah sangat fantastis .... mencapai 70 juta per bulannya. Hal tersebut membuat penduduk lokal di Qatar sangat kaya  raya. Menurut informasi dari Harry hanya ada dua kategori tingkat kemakmuran di Qatar, yaitu kaya dan sangat kaya.









Mengunjungi Pasar Unta

Akhirnya kami sampai di pasar unta yang merupakan tempat unta diperjual belikan baik itu untuk keperluan konsumsi ataupun untuk keperluan lainnya. Udara di luar rada dingin dengan angin yang berhembus rada kencang sehingga membuat udara penuh dengan debu-debu yang berterbangan. Hal tersebut membuat sulit bagi saya untuk mendokumentasikan  kondisi pasar unta tersebut. Sebagian besar rombongan hanya melihat dari dalam bus saja dan hanya beberapa orang saja yang turun untuk berfoto   dengan latar belakang  unta-unta yang memenuhi lokasi tersebut.

Suasana di Pasar Unta



Setelah beberapa saat di pasar unta, selanjutnya kami melanjutkan perjalanan menuju lokasi pelatihan kuda di Doha. Gedung pelatihan kuda ini milik pemerintah tetapi kuda-kuda yang berada di istal merupakan milik pribadi.



Istal dan Pelatihan Kuda 







Ada beberapa fasilitas yang tersedia antara lain indoor training yang merupakan tempat latihan kuda di di dalam ruangan yang dilengkapi dengan penyejuk ruangan, ruangan tempat latihan secara otomatis, kolam renang buat kuda.


Suasana depan istal


Indoor Training





Kolam Renang Untuk Kuda

Kuda yang sedang Berenang

Khalifa Stadium

Kemudian kami melanjutkan perjalanan menuju Khalifa Stadium. Pada saat ini  Doha  sedang melakukan pembangunan besar-besaran yang terlihat di sepanjang perjalanan kami, termasuk pembangunan kota-kota baru seperti pembangunan kota baru Alwa City.  Doha juga sedang berbenah diri dengan mendirikan stadion sepakbola berstandar internasional yang disebut Khalifa World Cup Stadium. Hal ini merupakan persiapan Qatar sebagai negara yang terpilih sebagai penyelenggara Piala Dunia 2022.

Dengan sumber pendapatan dari minyak dan gas alam tidak sulit bagi Qatar untuk melakukan pembangunan secara besar-besaran, dimana kontribusi minyak dan gas alam mencapai 50 persen bagi pendapatan negara.  Qatar merupakan penghasil gas alam terbesar di dunia, penghasil minyak ke 11 di dunia.







Pasar Tradisional

Lokasi terakhir yang kami kunjungi adalah sebuah pasar tradisional dari salah satu suku di Qatar. Pasar tradisional ini sangat menarik dan unik  karena terletak di sudut kota dan berada pada komplek perdagangan   bertingkat yang mempunyai lorong-lorong kecil tempat untuk berjualan. Selain itu yang unik adalah design atap dari kompleks ini, terdiri dari kayu-kayu kecil yang berjajar teratur dan struktur dinding bangunan yang dibiarkan kasar, tidak di plester.


 Tampak luar pasar tradisional







Design atap yang unik





Suasasana di dalam pasar

Penjual jasa angkut barang di pasar


Kami tidak terlalu lama berada di pasar ini, namun beberapa peserta sempat membeli beberapa barang-barang khas yang dijual di pasar tradisionil ini.  Akhirnya menjelang tengah hari kami bergerak kembali  menuju  Doha International Airport. Dalam perjalanan menuju airport, Harry menunjukkan  stasiun TV  Al Jazeera yang merupakan stasiun televisi berbahasa Arab dan Inggris yang berbasis di Doha, Qatar.  Stasiun TV Al  Jazeera merupakan stasiun Televisi yang dipercaya oleh Osama bin Laden untuk menyiarkan pernyataannya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar