Sabtu, 03 Maret 2012

" Setengah Mati " di Musim Dingin, Beijing

Musim dingin di Beijing setiap tahunnya   selalu membuat tanaman menjadi  "setengah mati" begitu istilah yang disebutkan Alex, pemandu tour kami selama di Beijing. Alex menggambarkan kata  "setengah mati" untuk tanaman yang kelihatan kering kerontang, yang hanya menyisakan batang, cabang dan ranting-ranting kering saja, tanpa daun sehelaipun karena telah berguguran pada musim dingin ini. Namun sebenarnya akar tanaman tersebut masih bertahan hidup sehingga jika musim semi datang, maka daun-daun pun tumbuh kembali yang kemudian diikuti dengan bunga-bunga yang mulai bermekaran.

Pemandangan tanaman-tanaman dalam keadaan "setengah mati" mulai mengusik pandangan mata saya   di halaman parkir bus Bandara Binhai Tianjin. Dari kaca bus yang akan membawa kami ke Beijing, saya mengamati tanaman-tanaman kering tersebut sambil sesekali mencoba mengabadikannya melalui kamera saku saya. 

 Di Halaman Parkir Bandara Binhai Tianjin


Perjalanan Tianjin ke Beijing sepanjang 140 km2 tidak terasa membosankan karena sepanjang perjalanan saya disuguhi pemandangan yang luar biasa indah dari fenomena tanaman kering yang telah meluruhkan seluruh daunnya selama musim dingin yang terdapat di sepanjang jalan. Disamping itu, yang tidak kalah menariknya adalah pemandangan danau-danau kecil yang masih membeku meskipun akhir Febuari sudah memasuki akhir musim dingin. Subhanallah ....











Selama berada di Beijing,  semua obyek wisata yang dikunjungi seperti Tian An Men Square, Forbidden City, Great wall dan lain-lain sangat menarik perhatian saya. Tetapi yang tidak kalah menarik bagi saya adalah mengamati   tanaman-tanaman  yang sedang dalam kondisi sekarat, keliatannya hidup segan mati tak mau.  Dinginnya cuaca tidak menyurutkan minat dan niat saya untuk mendokumentasikan tanaman "setengah mati" yang unik yang saya temui selama perjalanan saya di Beijing.

Mengambil foto sangat tidak nyaman pada saat musim dingin, sarung tangan seringkali menghalangi saya saat akan menekan tombol kamera. Terpaksa harus dibela-belain membuka sarung tangan saat akan mengambil foto, sudah barang tentu hal tersebut tidak bisa berlangsung lama karena tangan akan segera terasa dingin dan membeku. Hal ini menyebabkan seringkali hasil foto tidak sesuai seperti yang diharapkan, untuk mengulanginya lagi sudah rada malas karena dinginnya cuaca.

Foto-foto di bawah ini merupakan foto-foto tanaman "setengah mati" yang sempat saya dokumentasikan selama perjalanan di Beijing. Tanaman yang telah meluruhkan seluruh daun-daunnya ini terlihat unik dan eksotik dimata saya. 

Tanaman Eksotik di Great Wall


 Dengan background tanaman kering



Di Snow World Ski Park





Pemerintah China  mempunyai cara unik dalam melindungi tanaman-tanaman yang sedang "setengah mati" di negaranya. Pada beberapa tempat saya menjumpai tanaman yang dibungkus atau yang sedang dilindungi dengan plastik yang selalu berwarna hijau. Menurut Alex, tujuan membungkus tanaman dengan plastik adalah untuk melindungi tanaman tersebut dari terpaan angin. Hanya pohon cemara yang dapat bertahan hidup selama musim dingin, dikarenakan morfologi daunnya yang berbentuk jarum.

Tanaman yang dilindungi plastik






Tanaman yang dibungkus plastik


Tanaman di Olympic Stadium - Bird Nest





Pembangunan secara besar-besaran kurun waktu 20 - 30 tahun terakhir ini telah menjadikan China sebagai negara yang mempunyai pabrik yang terbesar di seluruh dunia. Hal ini memberikan sumbangan yang signifikan terhadap efek global warming.  Namun China selalu punya alasan untuk menjawab bahwa Amerika dan negara-negara maju di Eropa telah terlebih dahulu memberikan kontribusi terhadap fenomena global warming yang tengah melanda dunia. 

Menurut informasi yang saya dapat dari Alex bahwa efek global warning telah menyebabkan turunnya salju semakin tahun semakin berkurang di setiap musim dingin tiba. Jika beberapa puluh tahun lalu salju bisa turun sampai dengan 30 kali disetiap musim dingin, maka beberapa tahun terakhir musim dingin ini salju hanya turun sekitar 3 - 5 kali saja di Beijing.

Berada di Beijing pada musim dingin memberi pengalaman yang berbeda bagi saya. Namun hal ini  membuat saya semakin mencintai kehangatan iklim di Indonesia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar