Batu putih yang akan dibacakan surah Al Ikhlas |
Bertepatan dengan malam Jumat seminggu yang lalu (31 Mei), saya menghadiri acara tahlilan 40 hari meninggalnya Ibunda salah seorang kerabat saya. Ketika berangkat dari rumah saya sudah membawa buku yasin supaya tidak merepotkan sang empunya rumah. Saya sebenarnya sudah diberi tahu kalau malam ini selain pembacaan tahlil dan tahtim juga akan diadakan ritual batu qulhu.
Seumur hidup saya belum pernah mendengar, melihat apalagi mengikuti acara pembacaan batu qulhu. Dari sang empunya hajat saya diberi penjelasan bahwa batu qulhu itu adalah batu putih yang biasanya diletakkan keluarga di atas kuburan/makam. Tetapi batu qulhu ini bukan batu putih biasa melainkan batu yang sudah dibacakan surah Al Ikhlas (Qulhu).
Sesampainya di kediaman kerabat tersebut, saya melihat ada enam buah ember kecil tumpukan batu putih yang biasa di letakkan pada makam. Setelah selesai shalat Isya acarapun dimulai dengan terlebih dahulu membagikan batu-batu putih yang berada dalam ember kepada para kaum kerabat, keluarga dan siapa saja yang hadir pada acara ini. Setiap orang akan mendapat batu putih yang sudah dibagi dalam wadah mangkok plastik kecil yang berisi belasan atau puluhan buah batu putih. Tidak ada aturan khusus, hanya disesuaikan dengan keikhlasan seseorang untuk membacakan surah Al Ikhlas pada batu putih tersebut satu persatu.
Setelah pembacaan pembukaan surah yasin, hadirin yang hadir masing-masing mengambil satu buah batu putih kemudian pada batu putih tersebut dibacakan surah Al Ikhlas. Setelah selesai dibacakan surah qulhu pada batu pertama kemudian dilanjutkan pada batu kedua dan seterusnya sampai tidak ada lagi batu yang tersisa. Kesemua acara ini dipandu oleh pemimpin wirid (pengajian) di daerah setempat dan pembacaan surah Al Ikhlas pada batu putih ini dibaca secara bersamaan. Kesemua batu putih yang telah dibacakan surah Al Ikhlas ini kemudian dikumpulkan kembali dan dimasukkan kedalam goni. Keesokan harinya batu putih yang disebut menjadi batu qulhu itu akan diletakkan diatas makam ibunda kerabat saya tersebut.
Dari informasi yang saya dapat bahwa batu qulhu tersebut akan tetap berada di atas makam karena tidak akan bisa dicuri oleh orang. Saya jadi teringat akan nasib batu-batu putih yang kami tebarkan diatas makam ibu saya, selalu saja hilang meskipun sudah berulang kali kami menggantinya dengan batu yang baru.
Terus terang saya tidak mengetahui hukumnya pelaksanaan ritual amalan batu qulhu ini. Apakah memang ada tuntunannya dalam islam atau hanya kebiasaan masyarakat setempat saja.
Dari informasi yang saya dapat bahwa batu qulhu tersebut akan tetap berada di atas makam karena tidak akan bisa dicuri oleh orang. Saya jadi teringat akan nasib batu-batu putih yang kami tebarkan diatas makam ibu saya, selalu saja hilang meskipun sudah berulang kali kami menggantinya dengan batu yang baru.
Terus terang saya tidak mengetahui hukumnya pelaksanaan ritual amalan batu qulhu ini. Apakah memang ada tuntunannya dalam islam atau hanya kebiasaan masyarakat setempat saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar