Sabtu, 19 November 2011

Naik Kelas

Ketika ditimpa musibah baik berupa kehilangan orang yang disayangi, kehilangan harta, jabatan dll.  Kita sering berkata : kenapa harus saya", apa salahku, aku kan sudah beribadah, tidak pernah melakukan hal2 maksiat atau jangan sekarang ya Allah, aku belum siap. Pendek kata kita sering merasa sudah beriman tetapi kenapa Allah masih memberikan musibah kepada kita.  Siapa bilang orang yang beriman tidak akan diuji Allah melalui musibah? Padahal tak ada iman tanpa ujian, seperti yang disebutkan pada ayat di bawah ini :
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan : 'Kami telah beriman,' sedang mereka tidak diuji lagi?" (QS. Al Ankabuut : 2)

Nilai seseorang itu tergantung pada tantangannya, semakin tinggi tingkat iman seseorang, semakin besar ujian yang diberikan oleh Allah. Kalau dianalogikan, pada saat kita ujian naik kelas SD tentu ujiannya berbeda dengan ujian pada saat kita SMP maupun SMA. Semakin tinggi tingkatan kelasnya, tingkat kesulitan ujiannya juga semakin tinggi. Jika kita berhasil lulus ujian berarti kita berhasil naik kelas ke jenjang yang lebih tinggi.

Semua musibah yang diberikan Allah untuk menguji sampai dimana sebenarnya tingkat keimanan kita. Melalui musibah Allah menguji kita apakah kita layak naik kelas dalam upaya mendekatkan diri di sisi Allah. Jika iman kita kokoh, maka musibah sebesar apapun tidak akan sampai membuat terjatuh dalam keputus asaan dan menjauh dari-Nya, malah akan menambah iman dan takwa kita pada Allah. 

Musibah sebenarnya merupakan Rahmat Allah yang seringkali tidak kita sukai bentuknya. Musibah atau cobaan apapun itu merupakan cara Allah menaikkan kelas kita. Apakah kita merasa sudah pantas untuk naik kelas? Semoga dengan rasa tawakal dan pasrah kita terhadap semua ujian-Nya dapat meningkatkan iman kita. Amin

Jakarta, 19 November 2011
Kenangan atas kehilangan orang yang disayangi, semoga Allah memberikan tempat terbaik di sisi-Nya. Amin



Tidak ada komentar:

Posting Komentar