Selamat Datang Kuala Namu International Airport (KNIA) ........
Bandara Kuala Namu di Deli Serdang mulai beroperasi bagi penerbangan sipil pada pukul 00.01 WIB, Kamis 25 Juli 2013 menggantikan bandara Polonia.
Sabtu, 27 Juli 2013 merupakan hari ketiga beroperasinya bandara Kuala Namu. GA 186 dari Jakarta tujuan Medan membawaku untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di bandara yang kedepannya diproyeksikan akan menjadi bandara terbesar di Asia Tenggara.
Senyum saya mengembang saat pramugari mengumumkan " Selamat datang di Bandara Kuala Namu, Deli Serdang, Medan."
Senyum saya mengembang saat pramugari mengumumkan " Selamat datang di Bandara Kuala Namu, Deli Serdang, Medan."
Bandara Kuala Namu berada di Kabupaten Deli Serdang, bukan di Kota Medan. Kalau bandara Polonia baru berada di Kota Medan.
Setelah keluar dari kabin pesawat sambil melewati garbarata saya membatin dalam hati, akhirnya Sumatera Utara memiliki bandara canggih yang tak kalah dengan bandara Soekarno Hatta. Terminal kedatangan di bandara ini belum sepenuhnya selesai pengerjaannya. Begitu turun dari eskalator masih terlihat dinding yang belum kelar dan masih ada beberapa pekerja yang sedang melakukan finishing terhadap lantai, dinding dan beberapa ruangan lainnya.
Setelah keluar dari kabin pesawat sambil melewati garbarata saya membatin dalam hati, akhirnya Sumatera Utara memiliki bandara canggih yang tak kalah dengan bandara Soekarno Hatta. Terminal kedatangan di bandara ini belum sepenuhnya selesai pengerjaannya. Begitu turun dari eskalator masih terlihat dinding yang belum kelar dan masih ada beberapa pekerja yang sedang melakukan finishing terhadap lantai, dinding dan beberapa ruangan lainnya.
Tempat pengambilan bagasi dilengkapi dengan monitor yang menginformasikan nomor penerbangan dan asal kota keberangkatan. Yup .. bandara ini sudah memiliki sistem automatic baggage handling , dimana bagasi secara otomatis akan mengalir ke tempat pengumpulan yang sesuai dengan nomer penerbangannya. Namun sepertinya sistemnya masih belum berjalan lancar, karena bagasi saya keluarnya dari Pekanbaru.
Penumpang juga masih kesulitan untuk mendapatkan troley, terlihat hanya ada beberapa troley di ruangan ini. Saya jadi teringat di bandara Polonia jumlah troley juga terbatas dan umumnya dikuasai oleh petugas porlep.
Tempat Pengambilan Bagasi |
Setelah bagasi ditemukan, saya pun keluar ruangan. Saya dihampiri beberapa orang yang menawarkan taksi non resmi, hal ini menjadi salah satu peluang bisnis baru mengingat jauhnya lokasi bandara dari pusat kota.
Suasana di Bandara Kuala Namu |
Dari info yang diperoleh sebelum bandara ini beroperasi terdapat tiga jenis transportasi yang dapat digunakan untuk menuju ke bandara Kuala Namu.
Pertama, menggunakan jasa taksi. Anda harus terlebih dahulu mengambil tiket antrian di counter layanan terpadu angkutan darat. Counter ini berada disebelah kanan jika kita keluar dari pintu kedatangan. Jarak tempuh dari bandara ke pusat kota sekitar 40 km, kesemuanya armada taksi yang beroperasi di bandara Kuala Namu merupakan taksi baru. Berbeda sekali dengan taksi yang dahulunya beroperasi di Polonia yang kondisinya sudah sangat tidak layak untuk dijadikan taksi bandara bertaraf internasional.
Kedua, menggunakan transportasi kereta api bandara dengan tarif Rp. 80.000,- per orang untuk sekali jalan. Lokasinya sangat mudah ditemukan karena berada persis didepan pintu masuk bandara.
Ketiga, menggunakan bus Damri yang shelternya tersedia di dua lokasi di kota Medan yaitu di terminal Amplas dengan biaya cukup murah yaitu Rp. 10 ribu per orang. Lokasi berikutnya di Carrefour (Jl. Gatot Subroto) dengan biaya Rp. 15 ribu per orang.
Untuk perjalanan perdana dari bandara Kuala Namu ini saya memilih naik taksi. Terlihat counter pengambilan tiket taksi juga belum berfungsi secara maksimal, sistem antrian masih kacau dan hanya ada beberapa staf disana. Setelah mengambil tiket taksi, saya menuju pool taksi yang berada di sisi sebelah kiri jika kita keluar dari bandara.
Untuk perjalanan perdana dari bandara Kuala Namu ini saya memilih naik taksi. Terlihat counter pengambilan tiket taksi juga belum berfungsi secara maksimal, sistem antrian masih kacau dan hanya ada beberapa staf disana. Setelah mengambil tiket taksi, saya menuju pool taksi yang berada di sisi sebelah kiri jika kita keluar dari bandara.
Menurut supir taksi yang saya ajak ngobrol, jarak dari gedung utama bandara ke pintu keluar sekitar 3 km. Baru beberapa saat taksi melaju sudah terjadi kemacetan menuju pintu keluar bandara. Membutuhkan waktu sekitar sejam untuk sampai ke pintu keluar karena macetnya, biaya argo taksi mencapai Rp. 48 ribu saat mencapai pintu yang sekaligus berfungsi sebagai tempat pembayaran parkir ini. Kemacetan ini mungkin disebabkan karena Rabu, 27 Juli 2013 merupakan hari pertama diberlakukannya biaya parkir bagi kenderaan yang keluar masuk bandara.
Setelah keluar dari pintu bandara, perjalanan relatif lancar melewati jalan Batang Kuis. Akhirnya pukul 4 sore saya pun sampai di rumah, perlu waktu dua jam dari bandara ke rumah saya. Biaya yang harus saya bayar Rp. 165 ribu, mahal banget. Biasanya saya hanya membayar taksi sebesar Rp. 30 ribu untuk sampai ke bandara Polonia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar