Kopi Joos dengan arang yang masih membara |
Saat berkunjung ke Jogya 17-20 Juli lalu bertepatan dengan bulan Ramadan. Namun hal itu tidak menyurutkan niat saya untuk menikmati suasana Jogya di malam hari. Salah tempat yang di rekomendasikan adik sepupu dan Ikhsan temannya adalah lesehan di angkringan yang terletak di jalan sebelah stasiun kereta api.
Minuman khas di angkringan yang terdapat di sepanjang jalan adalah KOPI JOOS. Walaupun sudah sering ke Jogya namun baru kali ini saya diajak menikmati kopi joos. Kamipun memilih untuk lesehan di angkringan kembar yang ternyata penjualnya memiliki anak kembar.
Apa sih keistimewaanya kopi joos?
Kopi joss layaknya seperti kopi pada umumnya dibuat dari kopi bubuk, gula dan diseduh dengan air mendidih. Yang membuatnya istimewa adalah ditambahkannya sepotong arang panas yang merah membara ke dalam gelas. Saat arang panas dicelupkan kedalam gelas yang berisi kopi, maka terdengarlah bunyi
joos. Itulah yang awal mulanya dinamakan kopi joos.
Saya sebenarnya bukan penikmat kopi, tapi kopi joos yang terlihat lebih encer dari kopi biasa menemani saya menikmati kota Jogyakarta di malam bulan Ramadan ini.
Saya sebenarnya bukan penikmat kopi, tapi kopi joos yang terlihat lebih encer dari kopi biasa menemani saya menikmati kota Jogyakarta di malam bulan Ramadan ini.
Menurut adik saya, kopi joss ini dipercaya berkhasiat menghilangkan racun-racun didalam tubuh dan dapat juga menghilangkan beberapa penyakit seperti kembung,
mules, dan sakit perut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar