Senin, 26 Agustus 2013
Minggu, 28 Juli 2013
Mahalnya Naik Taksi dari Bandara Kuala Namu ....
Selamat Datang Kuala Namu International Airport (KNIA) ........
Bandara Kuala Namu di Deli Serdang mulai beroperasi bagi penerbangan sipil pada pukul 00.01 WIB, Kamis 25 Juli 2013 menggantikan bandara Polonia.
Sabtu, 27 Juli 2013 merupakan hari ketiga beroperasinya bandara Kuala Namu. GA 186 dari Jakarta tujuan Medan membawaku untuk pertama kalinya menginjakkan kaki di bandara yang kedepannya diproyeksikan akan menjadi bandara terbesar di Asia Tenggara.
Senyum saya mengembang saat pramugari mengumumkan " Selamat datang di Bandara Kuala Namu, Deli Serdang, Medan."
Senyum saya mengembang saat pramugari mengumumkan " Selamat datang di Bandara Kuala Namu, Deli Serdang, Medan."
Selasa, 23 Juli 2013
Kopi Joos ...... Memang Ngejoos
Kopi Joos dengan arang yang masih membara |
Saat berkunjung ke Jogya 17-20 Juli lalu bertepatan dengan bulan Ramadan. Namun hal itu tidak menyurutkan niat saya untuk menikmati suasana Jogya di malam hari. Salah tempat yang di rekomendasikan adik sepupu dan Ikhsan temannya adalah lesehan di angkringan yang terletak di jalan sebelah stasiun kereta api.
Minuman khas di angkringan yang terdapat di sepanjang jalan adalah KOPI JOOS. Walaupun sudah sering ke Jogya namun baru kali ini saya diajak menikmati kopi joos. Kamipun memilih untuk lesehan di angkringan kembar yang ternyata penjualnya memiliki anak kembar.
Apa sih keistimewaanya kopi joos?
Kopi joss layaknya seperti kopi pada umumnya dibuat dari kopi bubuk, gula dan diseduh dengan air mendidih. Yang membuatnya istimewa adalah ditambahkannya sepotong arang panas yang merah membara ke dalam gelas. Saat arang panas dicelupkan kedalam gelas yang berisi kopi, maka terdengarlah bunyi
joos. Itulah yang awal mulanya dinamakan kopi joos.
Saya sebenarnya bukan penikmat kopi, tapi kopi joos yang terlihat lebih encer dari kopi biasa menemani saya menikmati kota Jogyakarta di malam bulan Ramadan ini.
Saya sebenarnya bukan penikmat kopi, tapi kopi joos yang terlihat lebih encer dari kopi biasa menemani saya menikmati kota Jogyakarta di malam bulan Ramadan ini.
Menurut adik saya, kopi joss ini dipercaya berkhasiat menghilangkan racun-racun didalam tubuh dan dapat juga menghilangkan beberapa penyakit seperti kembung,
mules, dan sakit perut.
Ngabuburit ke Bandara Kuala Namu
Minggu sore sambil menunggu waktu berbuka puasa, saya bersama seorang teman ngabuburit ke lokasi Bandara Kuala Namu. Bandara baru ini berjarak kira-kira 39 km dari kota Medan. Berkaitan dengan perkerjaan, penting bagi saya untuk mengetahui lokasi dan akses menuju bandara baru di Provinsi Sumatera Utara ini. Mengingat mulai tanggal 25 Juli 2013 semua aktivitas penerbangan akan dialihkan dari bandara Polonia ke Kuala Namu International Airport (KNIA).
Sesampainya di lokasi bandara, kami hanya dapat memandang pintu gerbang tol menuju bandara karena bandara KNIA ini belum dibuka untuk umum. Terlihat ramai warga yang juga berada di lokasi bandara untuk melihat-lihat, baik yang baru datang maupun yang beranjak meninggalkan depan pintu tol bandara.
KNIA mempunyai keistimewaan dibanding dengan bandara lainnya di Indonesia, dimana salah satu akses menuju lokasi bandara dapat ditempuh dengan menggunakan moda kereta api. Terintegrasinya jaringan kereta api dengan bandara merupakan satu-satunya di Indonesia.
Di bawah ini ada beberapa foto yang diambil dari dalam bandara. oleh teman yang mempunyai akses untuk masuk ke dalam wilayah bandara Kuala Namu sehari sebelumnya.
Gerbang Tol Kuala Namu International Airport (KNIA) |
Persiapan stasiun kerata api yang berada didepan gedung utama KNIA |
Model Gedung KNIA |
Rabu, 08 Mei 2013
Wisata Kuliner di Solo
Pada saat berada di Solo mulai tanggal 5-7 Mei, saya sudah mulai menyusun agenda khusus untuk wisata kuliner. Sepanjang perjalanan dari bandara ke hotel saya ngajak ngobrol supir taksi sambil tanya-tanya dimana lokasi makan yang enak dan kerap jadi tujuan pendatang jika berkunjung ke Solo. Banyak tempat makan yang diusulkan si mas supir taksi, diantaranya mencicipi tengkeng di Pasar Klewer tapi bukanya cuma pagi sampai jam 9, bisa juga ke Galabo yang merupakan wisata kuliner malam hari, soto gading, timlo sastro, nasi liwet di solo baru dan tentu saja serabi Solo. Hhhmmmm, bingung deh jadinya ....
Dari sekian banyak info tentang makanan yang harus saya jajal kelezatannya, akhirnya saya memutuskan untuk mengunjungi beberapa tempat saja yang lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat saya nginap. Disamping itu tentu saja karena keterbatasan waktu karena Selasa pukul 09.30 saya sudah harus berada di bandara.
Tengkleng di Galabo
Cerita tentang wisata kuliner di Galabo dapat di baca pada tulisan terdahulu.
Nasi Liwet Wongso Lemu
Dari sekian banyak info tentang makanan yang harus saya jajal kelezatannya, akhirnya saya memutuskan untuk mengunjungi beberapa tempat saja yang lokasinya tidak terlalu jauh dari tempat saya nginap. Disamping itu tentu saja karena keterbatasan waktu karena Selasa pukul 09.30 saya sudah harus berada di bandara.
Tengkleng di Galabo
Cerita tentang wisata kuliner di Galabo dapat di baca pada tulisan terdahulu.
Nasi Liwet Wongso Lemu
Malam kedua di Solo ... saya mencoba mencicipi nasi liwet Wongso Lemu. Lokasinya tak begitu jauh dari hotel tempat saya menginap. Bukanya mulai malam hingga menjelang subuh.
Tersedia menu nasi liwet dengan berbagai variasi, dari nasi liwet hanya dengan suwiran ayam sampai nasi liwet komplit dengan hati rempela, paha dan dada ayam plus telur, tahu. Sambil menunggu pesanan datang, saya melihat-lihat keadaan sekitar ruangan. Warung ini ternyata cukup terkenal, disalah satu dinding dipenuhi dengan deretan foto-foto artis dan pejabat yang pernah berkunjung dan mencicipi nasi liwet wongso lemu ini. Mulai dari Muhamad Nuh (Menteri Pendidikan saat ini), Ruhut Sitompul, Chintami Atmanegara dll, tapi yang menarik perhatian saya adalah foto Jokowi.
Akhirnya nasi liwet pesanan saya pun datang. Tetapi lidah Sumatera saya kayaknya kurang bersahabat dengan nasi liwet bu wongso lemu.
Soto Triwindu
Bapak tua ini terlihat masih sigap mempersiapkan soto pesanan para pengunjung yang pagi datang silih berganti. Untuk sarapan selasa pagi itu saya memesan seporsi soto, teh manis panas. Didalam steling yang bentuknya sangat khas itu tersedia juga, pegedel, tahu, tempe, lendak, peyek dan kerupuk. Tinggal pilih aja sesuai selera.
Senin, 06 Mei 2013
Mencicipi Tengkleng di Galabo, Solo
Minggu sore saat berada di Solo, saya jalan-jalan terlebih dahulu ke Paragon Mall sambil menunggu tempat wisata kuliner malam buka. Naik becak dari Kusuma Sahid Prince Hotel tempat saya menginap selama di Solo ke Paragon Mall sekitar Rp. 15 ribu. Setelah selesai makan siang yang rada telat di food bazar dan keliling mall hingga sore, saya bergegas keluar mall, mencari becak untuk melanjutkan perjalanan menuju Galabo.
Galabo singkatan dari "Gladag Langen Bogar Solo" merupakan tempat wisata kuliner malam di pusat kota Solo. Pagi sampai sore Galabo merupakan Jl. Mayor Sunaryo merupakan jalan umum, baru pada sore hari jalan ini ditutup untuk umum dan berubah fungsi dari jalan menjadi tempat wisata kuliner.
Dengan menyewa becak dan setelah tawar menawar akhirnya disepakati biaya dari Paragon mall - Galabo - Hotel sebesar Rp. 30.000. Sebenarnya saya tidak tau jarak yang pasti tetapi karena pengen naik becak saya setuju saja dengan harga yang ditawarkan si bapak penarik becak.
Sesampainya di Galabo, suasana masih sepi hanya ada beberapa pengunjung. Terlihat beberapa pedagang masih beberes menata dagangannya. Suasana di Galabo apik dan bersih, terlihat juga petugas yang sedang menyetel sound system untuk live music. Saya berjalan menyusuri deretan stall yang tertata rapi.
Setelah melihat berbagai menu makanan yang sebagian tertulis di banner, akhirnya sayapun memutuskan memesan menu tengkleng di sebuah stall Sate Petir yang menyediakan makanan berbahan dasar kambing, ada sate buntal dan lain-lain, tetapi saya lebih tertarik untuk mencicipi tengkleng.
Tengkleng merupakan makanan khas Solo, berupa sop yang terdiri dari tulang-tulang kambing yang masih tersisa sedikit daging yang melekat pada tulang kambing tersebut.
Akhirnya pesanan tengkleng sayapun tiba, sambil menikmati live musik yang sedang menyanyikan lagu 'mau dibawa kemana' Armada, sayapun mencicipi tengleng yang dibanderol seharga Rp. 20.000,- bersama dengan sepiring nasi yang sudah dicetak dalam bentuk kembang. Rasanya sayang untuk memakan nasi yang terlihat indah ini. Hmmm. Yummy ...
Semakin malam suasana di Galabo semakin ramai, banyak pengunjung yang memilih duduk lesehan yang telah disediakan di sepanjang trotoar jalan. Setelah selesai makan saya kembali ke hotel yang ternyata hanya berjarak lebih kurang 300 meter dari Galabo.
Senin, 29 April 2013
Oleh-Oleh Dari Jepang
"Mana oleh-olehnya?"
Kalimat itu sangat familiar ditelinga saat saya pulang dari melakukan perjalanan. Baik itu dalam rangka tugas kantor apalagi saat berkesempatan liburan ke luar negeri.
Namun .....
Oleh-oleh kan tidak harus selalu dalam bentuk cinderamata. Cerita menarik mengenai adat, kebiasaan di suatu daerah baik di dalam maupun di luar negeri dapat menjadi oleh-oleh yang spesial yang tidak kalah menarik dari gantungan kunci, kaos dan cindera mata lainnya. Dalam kunjungan ke Jepang Maret 2013 yang lalu, banyak cerita menarik tentang masyarakat Jepang yang saya alami sendiri maupun info yang didapat dari Mas Heri (pemandu selama di Jepang).
Banyak kejadian dan cerita dari Mas Heri tentang masyarakat Jepang yang membuat saya terkagum-kagum sambil berharap mudah-mudahan hal seperti itu menular pada masyarakat kita, diantaranya .....
Kalimat itu sangat familiar ditelinga saat saya pulang dari melakukan perjalanan. Baik itu dalam rangka tugas kantor apalagi saat berkesempatan liburan ke luar negeri.
Namun .....
Oleh-oleh kan tidak harus selalu dalam bentuk cinderamata. Cerita menarik mengenai adat, kebiasaan di suatu daerah baik di dalam maupun di luar negeri dapat menjadi oleh-oleh yang spesial yang tidak kalah menarik dari gantungan kunci, kaos dan cindera mata lainnya. Dalam kunjungan ke Jepang Maret 2013 yang lalu, banyak cerita menarik tentang masyarakat Jepang yang saya alami sendiri maupun info yang didapat dari Mas Heri (pemandu selama di Jepang).
Banyak kejadian dan cerita dari Mas Heri tentang masyarakat Jepang yang membuat saya terkagum-kagum sambil berharap mudah-mudahan hal seperti itu menular pada masyarakat kita, diantaranya .....
- Rasa Malu, pada saat ini umumnya orang Jepang itu Atheis alias tidak mempercayai agama. Dahulunya mayoritas orang Jepang menganut agama Shinto. Tetapi dengan hanya bermodal rasa malu orang Jepang itu takut melakukan hal-hal yang tidak terpuji misalnya mencuri, korupsi dll. Jepang juga terkenal dengan "Harakiri" yaitu tindakan bunuh diri akibat telah melakukan sesuatu kesalahan besar.
- Disiplin, kalau soal disiplin Jepang memang nomor wahid,contoh kecilnya budaya antri. Saya perhatikan kalau berjalan di eskalator biasanya secara otomatis warga jepang berdiri diarah kiri agar tersedia ruang di sebelah kanan bagi orang yang ingin berjalan mendahului kita.
- Jujur, ini pengalaman seorang peserta tour yang dibawa oleh mas Heri yang pernah ketinggalan IPAD di stasiun kereta. Tetapi mereka masih bisa menemukan IPAD tersebut padahal ada selang waktu yang cukup lama saat mereka kembali ke stasiun. Intinya, warga Jepang tidak akan mengambil barang yang bukan miliknya.
Masyarakat Jepang dewasa ini semakin bersifat individualis, bahkan banyak yang memutuskan untuk tidak berkeluarga. Salah satu cara untuk menyiasati rasa sepi biasanya mereka memelihara anjing sebagai teman. Di jalan maupun di taman sering terlihat warga Jepang berjalan-jalan dengan seekor anjing yang lucu karena sudah didandani.
Gunung Fuji, di Level 4
Gunung Fuji merupakan gunung yang tertinggi di Jepang yang dikelilingi oleh
5 danau (Kawaguchi, Yamanaka, Sai, Motosu, Shoji) dan hutan Aokigahara yang
membalut kaki gunung Fuji. Semuanya kemudian menjadi bagian dari Taman Nasional
Fuji-Hakone-Izu yang dilindungi oleh pemerintah Jepang. Belum lengkap rasanya jika ke Jepang tapi tidak mengunjungi Gunung Fuji.
Gunung Fuji terlihat jelas dari hotel tempat saya menginap, namun sesekali terlihat Gunung Fuji tertutup kabut karena hari masih pagi saat kami bergantian berfoto dari teras restoran sehabis sarapan.
Setelah selesai berfoto-foto dengan latar belakang Gunung Fuji dari teras restoran, saya dan rombongan check out dari hotel dan melanjutkan perjalanan menuju Gunung Fuji. Sepanjang perjalanan satu pemandangan yang terus-menerus mengikuti bus kami adalah puncak Gunung
Fuji, yang masih tertutup salju. Dari balik jendela bus saya tak henti-hentinya menjepretkan kamera saya ke arah Gunung Fuji yang terlihat sangat eksotis karena puncaknya berwarna putih tertutup salju.
Gunung Fuji, hasil jepretan dari jendela bus |
Tips Melancong ke Jepang
Saat berkunjung ke Jepang tepatnya ke Tokyo, Osaka, Kyoto, saya tidak tidak punya persiapan yang matang. Berikut ini beberapa tips yang sebaiknya anda tau sebelum berkunjung ke Jepang. Mudah-mudahan bermanfaat untuk mempermudah aktifitas anda selama berkunjung ke Jepang.
- Bila anda muslim, sebaiknya membawa alat penunjuk kiblat untuk memudahkan anda bila tiba waktu sholat. Pada umumnya hotel-hotel di Jepang tidak mempunyai fasilitas arah penunjuk kiblat.
- Jepang mempunyai empat musim yaitu musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Pastikan anda membawa pakaian yang sesuai dengan musim saat anda berkunjung. Saya berkunjung ke Jepang pertengahan Maret 2013, saat itu awal musim semi tetapi cuaca masih terasa dingin. Jaket tebal masih dibutuhkan meski musim semi sudah dimulai.
- Jangan mengambil foto di bandara. Saat antri untuk proses imigrasi di bandara Haneda saya sempat hendak mengambil foto melalui kamera ponsel, namun seorang petugas menegur saya sambil memberi isyarat agar tidak mengambil foto.
- Lebih baik jika anda menukar mata uang Jepang yaitu Yen di tanah air saja. Kurs saat saya berangkat sekitar 1 Yen = 103 rupiah. Toko-toko di Jepang tidak menerima pembayaran dalam mata uang US Dollar. Mata uang Amerika itu dihargai lebih rendah jika anda menukarnya di money changer di Jepang.
- Untuk kelancaran komunikasi anda dengan keluarga di tanah air, pastikan anda membawa colokan hp yang sesuai dengan standar di Jepang. Sebagai informasi voltase di Jepang hanya 110 volt, beda dengan di Indonesia yang 220 volt.
- Jepang menggunakan teknologi yang canggih untuk setiap toilet baik itu di hotel maupun untuk toilet umum. Perhatikan petunjuk berupa simbol-simbol yang disediakan pada remote yang berada di sisi kanan kloset.
- Bagi anda yang rada susah untuk adaptasi dengan menu makanan di Jepang, ada baiknya membawa makanan khas Indonesia seperti rendang, sambal trika (teri kacang), bumbu pecal, sambal dll.
- Selamat menikmati perjalanan.
Kamis, 18 April 2013
Waah .... Canggihnya Toilet di Jepang
Punya pengalaman buruk menggunakan toilet umum pada saat travelling ke luar negeri?
Saya pernah, ada beberapa negara yang saya kunjungi mempunyai fasilitas toilet umum yang sangat buruk, kotor dan minim air. Seperti di Beijing, toiletnya kotor dan sering kali tidak tersedia air.
Tetapi hal tersebut tidak akan anda jumpai jika mengunjungi Jepang. Fasilitas toilet umum yang saya jumpai di Tokyo, Osaka, Kyoto dan beberapa kota lain yang sempat saya kunjungi sangat bersih, canggih dan nyaman. Dijamin betah berlama-lama nongkrong di kloset. He..he...he...
Terdapat dua jenis kloset yang biasa dijumpai di Jepang, kloset jongkok dan kloset duduk. Tetapi kloset duduk terlihat lebih mendominasi dan dilengkapi dengan tehnologi yang canggih.
Rabu, 17 April 2013
Serunya Berburu Sakura di Awal Musim Semi, Jepang
Tak afdol rasanya jika tidak melihat dan berfoto dengan bunga sakura jika berkunjung ke Jepang. Ikon Jepang adalah bunga sakura, meskipun di Korea dan beberapa negara lainnya sakura juga ada. Saat masih di tanah air saya sudah nanya ke guide, "Apakah kita nantinya akan ketemu sakura?" Namun jawaban yang saya terima kurang memuaskan, "mudah-mudahan kita bisa ketemu sakura" kata sang guide, mengingat saat kedatangan kami ke Tokyo baru awal musim semi.
Yaaah ..... hope for the best lah.
Karena kami sampe di Tokyo malam hari, baru esok harinya kami memulai perjalanan, jadwalnya jalan-jalan dan shopping di sekitar Tokyo. Pagi hari saat berada di bus yang membawa rombongan kami sekitar 26 orang, teman-teman langung pada pengen lihat sakura. Akhirnya Mas Heri, guide kami selama di Jepang membawa kami ke UENO PARK. Di taman ini sudah ada sakura yang mulai mekar walaupun hanya beberapa pohon saja.
Thanks Mas Heri ...... akhirnya kesampean juga
Kamis, 28 Maret 2013
Waktu berdoa yang mustajab
Diantara waktu doa-doa mustajab adalah :
Nb. Copas dari kiriman teman via blackberry yang sayang untuk di delete begitu saja
- Doa setelah sholat tahajud
- Doa setelah sholat Dhuha
- Doa menjelang berbuka puasa
- Doa antara adzan dan iqomah
- Doa antara dua khutbah Jum'at
- Doa dipenghujung hari Jum'at (ba'da Asyar)
- Doa dikala turun hujan
- Doa dikala mendengar kokok ayam di waktu subuh (diriwayatkan ayam adalah hewan yang dapat melihat malaikat
Nb. Copas dari kiriman teman via blackberry yang sayang untuk di delete begitu saja
Sabtu, 09 Maret 2013
Tips : Dokumen untuk Pengurusan Visa ke Jepang
Punya rencana liburan ke Jepang? Jangan lupa ngurus visa dulu, syarat-syaratnya sbb:
Selamat liburan ke Jepang .......
- Paspor asli
- Pas photo 4,5 x 4,5 cm sebanyak 2 lembar
- Fotocopy KTP
- Fotocopy Kartu Keluarga
- Fotocopy Surat Nikah/akte nikah bagi yang sudah menikah
- Surat sponsor atau surat izin suami bagi wanita yang berangkat tanpa didampingi suami
- Surat referensi Bank, biasanya dikenakan biaya Rp. 150.000,- untuk pengurusan surat ini. Surat ini ditujukan kepada Konsulat yang berada di kota anda.
- Transkrip rekening bank selama tiga bulan terakhir
Selamat liburan ke Jepang .......
Jumat, 08 Maret 2013
Elai .... Duriannya Kalimantan Timur
Siapa yang tak kenal Durian ?? Buah yang dijuluki dengan " King of Fruit" ini memang sangat menggoda untuk dicicipi. Sebagai penikmat tulen buah Durian meskipun sekarang jumlahnya harus dibatasi karena faktor U (umur .. hehehehe ), keinginan untuk mencicipi Durian lokal di suatu daerah biasanya sudah menjadi agenda khusus bagi saya.
Saya pernah baca tentang buah Elai, buah khas Kalimantan yang secara fisik mirip buah Durian. Kemiripan fisik ini dikarenakan buah Elai dan Durian masih berada dalam genus yang sama yaitu Durio. Nama ilmiah (Latin) Elai adalah Durio kutejensis, sedangkan Durian nama ilmiahnya adalah Durio zibethinus.
Saya pernah baca tentang buah Elai, buah khas Kalimantan yang secara fisik mirip buah Durian. Kemiripan fisik ini dikarenakan buah Elai dan Durian masih berada dalam genus yang sama yaitu Durio. Nama ilmiah (Latin) Elai adalah Durio kutejensis, sedangkan Durian nama ilmiahnya adalah Durio zibethinus.
Dalam perjalanan menuju ke Pasar Kebun Sayur Balikpapan untuk membeli cenderamata sebagai oleh-oleh, saya melihat banyak pedagang Elai disepanjang jalan. Wah, pucuk dicinta ulam pun tiba pikir saya, jadi pengen makan Durian Kalimantan ini. Awalnya teman saya mengira kalau yang dijual di pinggir jalan itu adalah buah Durian. Setelah saya jelaskan kalau itu adalah buah Elai, rada mirip karena masih sepupuan dengan buah Durian , barulah teman saya itu paham kalau itu bukan Durian.
Saya dan Ita segera mewanti-wanti pak supir untuk mengingat-ingat lokasi tempat penjual Elai itu dan kami akan kembali lagi ke lokasi tersebut saat perjalanan pulang ke hotel. Sudah tak sabar rasanya untuk segera mencicipi durian lokal dari Kalimantan ini. Warna daging buahnya yang kuning rada orange sangat menggoda selera untuk segera mencicipinya.
Saat memasuki Pasar Kebun Sayur terlihat juga beberapa pedagang yang menjual Elai diantara penjual buah-buahan lainnya. Seperti biasa disaat teman-teman sibuk memilih kalung batu-batuan khas Kalimantan, sayapun bergegas menuju lokasi penjual buah untuk melihat secara dekat buah Elai dan so pasti menjepretnya juga.
Elai di Pasar Kebun Sayur |
Kamis, 07 Maret 2013
Pesona Pulau Siba di Pesisir Sumatera Utara
Sebagai daerah tujuan wisata Pulau Siba memang
belum setenar Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba. Namun pulau yang
berada di muara Sungai Baharu ini mempunyai keunikan tersendiri dengan pemandangan vegetasi hutan mangrove (bakau) yang
menghiasi sepanjang perairan.
Sudah lama sekali saya ingin mengunjungi Siba
Island Resort (Pulau Siba), namun baru pada Sabtu 9 Februari 2013 yang lalu saya
berkesempatan untuk menginap semalam di Pulau yang diberi nama sesuai dengan
nama pemiliknya yaitu Syarifudin Siba, seorang pengusaha dan juga berprofesi
sebagai staf dosen Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Siba Island Resort telah mempunyai dermaga
khusus yang terletak di Jl. Serma Hanafiah Belawan, persis disebelah
Restoran Marina. Pada pukul 17.00 WIB saya beserta rombongan berangkat menuju
Siba Island Resort.
Kenapa diberi
nama Pulau Siba?
Saat ditanya
kenapa nama pulau menggunakan nama belakang pemiliknya? Menurut info yang saya dapat, pada awalnya
pulau tersebut belum punya nama. “Sebenarnya pulau ini tidak ada nama, tapi
karena dibuat badan hukum PT. Siba
Island, pada saat pembangunan orang yang sering mengangkat barang ke Pulau Siba
lebih mengenal Siba Island."
Bagaimana
menuju ke Pulau Siba ?
Untuk sampai ke
lokasi pulau ini, kita bisa berangkat
dari dermaga khusus Siba Island Resort yang terletak di Jl. Serma
Hanafiah Belawan, persis disebelah Restoran Marina. Pengelola Siba Island
mempunyai beberapa unit speed boat dengan tarif Rp. 70.000,- pp. Dengan
menumpang speed boat sekitar 30 menit
kita akan sampai ke Pulau Siba.
Di
sepanjang perjalanan kita akan menikmati panorama alam berupa hutan mangrove di
pinggir pantai. Kehidupan sehari-hari masyarakat Melayu pesisir di bantaran
sungai juga menjadi daya tarik tersendiri bagi
wisatawan.
Apa yang menarik di Pulau
Siba ?
Objek wisata Pulau Siba terletak sekitar 10
kilometer dari bibir teluk Pelabuhan Belawan, berada di desa Sei Bahari, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli
Serdang Sumatera Utara.
Di pulau
seluas 14 hektar ini sedang
dikembangkan untuk menjadi salah satu destinasi wisata bahari yang berpotensi di Sumatera Utara, mengingat
lokasinya relatif dekat dengan kota Medan. Disamping itu Pulau Siba mempunyai
potensi keindahan dan keunikan alam yang patut untuk dijelajahi. Pulau yang
dahulunya merupakan tempat menambak ikan dan hanya berisi tanaman bakau, nyamuk, ular dan aneka satwa yang cukup
berbahaya, secara perlahan telah
dirubah oleh pemiliknya menjadi sebuah
surga kecil di muara Sungai Baharu yang berujung di laut lepas.
Pulau Siba juga
telah resmi dijadikan sebagai lokasi
pencanangan gerakan aksi pengembangan sumberdaya hayati laut Pantai Timur
Sumatera Utara oleh Gubernur Sumatera Utara
pada Februari 2007 seperti yang terlihat pada foto di bawah ini.
Langganan:
Postingan (Atom)