Jumat, 02 November 2012

Menabung (Hutang) di Kartu Kredit

Tuntutan dan gaya hidup di jaman  modern dewasa ini seringkali membuat seseorang merasa harus memiliki beberapa kartu kredit plus dengan kartu tambahannya. Entah hanya untuk sekedar  memenuhi gengsi atau memang sudah menjadi kebutuhan, saat ini berlomba-lomba masyarakat kita berusaha untuk mendapatkan kartu kredit. Hal ini terjadi juga pada orang-orang disekitar saya, baik itu dikeluarga maupun di lingkungan kantor.

Dengan adanya kartu kredit saat ini membuat orang seringkali memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengandalkan kartu sakti ini. Kartu kredit membuat orang kehilangan pemikiran rasional saat menggunakannya. Bukan hanya kebutuhan wajib (primer) yang diperoleh dengan cara menggesek kartu sakti ini, seringkali beragam keinginan-keinginan yang umumnya hanya pencerminan dari gaya hidup juga didanai terlebih dahulu dari kartu kredit.

Saat melihat tagihan kartu kredit seorang rekan, saya sangat terkejut karena tagihan yang tertulis mencapai 25 juta rupiah di salah satu kartu kreditnya, padahal rekan saya ini mempunya 4 (empat) jenis kartu kredit dari bank yang berbeda berikut kartu tambahannya. Untungnya saya tidak tahu berapa tagihannya pada kartu kredit lainnya.

Mau tahu berapa gaji rekan saya itu? Hanya 7 (tujuh) juta rupiah saja. Pantasan setiap bulan rekan saya ini harus pontang panting untuk memenuhi pembayaran minimal saja dari seluruh total tagihan kartu kreditnya. Kebanyakan pemegang kartu kredit merasa mempunyai duit (tabungan) sebesar limit dana yang disediakan bank pada kartu kredit tersebut. Padahal yang pasti pemegang kartu telah sepakat untuk menabung hutang di bank sebesar limit dana yang disetujui bank. Gampangnya, jika bank memberi kita limit kartu kredit 15 juta rupiah per bulan, maka pemegang kartu sebenarnya telah bersedia berhutang sebesar 15 juta rupiah per bulan jika limit tersebut digunakan seluruhnya. Kita akan terjebak untuk menabung hutang di kartu kredit jika tidak rasional dalam menggunakannya.

Jika melihat dari tagihan kartu kredit rekan saya, biaya-biaya yang tertera kebanyakan untuk memenuhi gaya hidup seperti pembelian gadget terbaru, biaya tiket pesawat, akomodasi hotel dan tagihan belanja di mall di dalam maupun di luar negeri. Semua tagihan tersebut merupakan cerminan dari penerapan  gaya hidup yang tidak sesuai dengan pendapatannya per bulan. Gencarnya iming-iming pihak bank untuk memberikan paket liburan kredit, demikian juga untuk paket lainnya membuat orang ingin menikmati liburan instan tanpa melewati proses seharusnya yaitu menabung terlebih dahulu untuk mewujudkan keinginan-keinginan yang bukan kebutuhan primer tetapi biasanya memerlukan dana yang besar.

Sudah saatnya pemegang kartu kredit termasuk saya untuk menyesuaikan kembali limit dana di kartu kredit dengan penghasilan per bulannya. Agar kita  tidak terjebak untuk Menabung (Hutang) di Kartu Kredit. Yang paling penting adalah menyesuaikan antara penghasilan dengan gaya hidup.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar