Jumat, 27 Januari 2012

Trekking di Hutan Sibuaten



Narsis, foto dulu sebelum start (Tim Macan)
 

Acara trekking   dimulai dengan berdoa terlebih dahulu, pemandu mengingatkan kami hal-hal yang tidak boleh dilakukan di dalam hutan. Karena rombongan cukup besar maka kami dibagi menjadi beberapa tim, setiap kelompok terdiri dari 20 orang dan  kami memilih   macan sebagai nama tim kami.  Jalur trekking   berada di hutan tropis Sibuaten menuju lokasi air terjun kembar yang berada di kawasan Taman Simalem . Jarak tempuh ke air terjun sekitar 1,2 kilometer, jadi keseluruhan kami harus menempuh lebih kurang 2,4 kilometer untuk sampai kembali ke lokasi awal.
Mendekati pintu masuk ke hutan  jalur trekking Pak Kaban, pemandu kami menyarankan agar setiap peserta mengambil tongkat kayu yang sudah tersedia dalam tumpukan di tepi jalan. Tongkat ini nantinya dapat digunakan  untuk  menahan tubuh pada medan yang sulit saat di dalam hutan.



 Tumpukan tongkat kayu di dekat pintu masuk jalur trekking

Rombongan kami mulai memasuki hutan,  kontur di lapangan di awal trekking masih landai. Sesekali terdengar suara siamang memecah keheningan di dalam hutan. Belum terlalu lama menyusuri hutan, pak kaban menghentikan langkah dan berdiri disamping sebatang pohon kemenyan. Beliau memperlihatkan biji kemenyan, daun gagatan harimau dan sejenis daun yang bisa digunakan sebagai obat sinusitis. Daun gagatan harimau ini biasanya dimakan harimau setelah memakan mangsanya dan bisa juga dikonsumsi manusia.  Menurut teman saya yang mencobanya daun gagatan rasanya asam,  khasiatnya dapat mencegah supaya perut tidak masuk angin


 Pemandu memegang daun gagatan harimau





Tanaman obat untuk sinusitis


Setelah pak Kaban selesai memberikan penjelasan, kamipun melanjutkan perjalanan. Hutan ini berada di ketinggian 1500 meter di atas permukaan laut dengan aneka ragam flora dan fauna yang sebagian besar saya tidak tau jenisnya.   Tak lama kemudian kamipun menjumpai akar tunjang sebuah pohon yang setebal tali tambang.  Pak Kaban menawarkan agar kami mencoba untuk berayun dengan menggunakan akar pohon tersebut, saya jadi teringat Tarzan.  Seorang teman bersedia menjadi voluntir mencoba terlebih dahulu. Sambil mengamati instruksi dari pemandu, tiba-tiba muncul keinginan saya untuk mencoba, pengen ngerasain gimana rasanya menjadi tarzan ... hehehehe . Saya memutuskan mencoba dikesempatan kedua, pada waktu memegang akar pohon tersebut jantung saya berdebar kencang, ada rasa takut, kepikiran gimana kalo tangan saya gak kuat untuk tetap memegang akar pohon, jatuh deh berguling-guling di tanah. Tetapi rasa penasaran  mengalahkan rasa takut saya, akhirnya dengan bismillah sayapun bergaya ala tarzan.  Sayangnya saat itu  gak kepikiran untuk mendokumentasikan aksi saya itu.





Bergaya ala tarzan



Setelah bergaya ala tarzan, kamipun melanjutkan perjalanan kembali. Terasa  jalur  trekking tak landai lagi, perlahan mulai menanjak. Tepi jalan yang berbatasan dengan jurang dibuat pagar pembatas yang terbuat dari kayu dari pohon-pohon yang tumbang sehingga tetap terkesan alami. Pada jalur yang sudah lebih tinggi jalan setapak dibuat dari kayu yang disusun rapi, ada juga medan cukup mendaki dan harus dibuat  tangga kayu, asri dan alami sekali. Kami seringkali mendengar suara siamang, kera  memecah keheningan di dalam hutan. Di hutan ini banyak terdapat pohon Taksus yaitu sejenis tumbuhan yang dapat yang dapat memproduksi oksigen selama 24 jam secara terus menerus. Hal inilah yang menyebabkan pada suatu kawasan saya sempat merasakan kelegaan yang luar biasa saat bernafas, segar  terasa dihidung saya ketika akan bernafas yang disebabkan oleh sursplusnya pasokan oksigen yang terdapat dikawasan tersebut yang berasal dari pohon Taksus. Kesegaran udara seperti ini tidak akan pernah kita rasakan di kota.



Jalur trekking yang mendaki

Akhirnya kamipun sampailah ke lokasi air terjun kembar yang menjadi titik akhir tujuan trekking. Keletihan yang kami rasakan untuk mencapai air terjun kembar terbayar sudah ketika melihat keindahannya. Sambil menikmati air terjun kembar   sebagian  peserta melanjutkan dengan acara foto-foto, biasa narsis.




Mejeng di Air Terjun Kembar
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar